Berawal dari kegemarannya dalam bermusik, penyanyi yang lahir di Kanada ini mulai belajar bermain gitar pada 2012. Pada tahun 2013, dia mencoba menunjukkan bakatnya melalui sosial media Vine. Tak disangka-sangka, video cover lagu Justin Bieber berjudul “As Long As You Love Me” yang diunggahnya mendapatkan respon yang baik dari pengguna sosial media tersebut hingga bisa mendapatkan 10.000 tanda suka dan mulai mendapatkan banyak pengikut setelahnya. Tak butuh waktu lama, laki-laki yang lahir pada 8 Agustus 1998 ini menjadi musisi ketiga yang paling banyak diikuti di sosial media Vine.
Berangkat dari kepopulerannya tersebut, manajer artis Andrew Gertler dan A&R Island Records melirik dan mengontrak dia untuk menjadi artis mereka pada awal tahun 2014. Shawn Peter Raul Mendes adalah nama lengkapnya. Tak perlu menunggu lama untuk mencapai kesuksesan, single pertama milik Shawn Mendes; begitu nama panggungnya, yang berjudul “Life at the Party” langsung menduduki peringkat kelima dalam tanggal musik di Kanada dan Amerika Serikat dan terjual 48.000 eksemplar. Debut di usia muda yakni 16 tahun, dia memenangkan penghargaan Teen Choice Award. Selain itu, penyanyi yang hobinya bermain sepak bola ini juga masuk dalam 25 besar “Most Influential Teens” oleh majalah TIME.
Popularitasnya dalam kancah musik semakin melonjak pada tahun 2015, dengan full album pertamanya yang berjudul “Handwritten”, Shawn berhasil menjual 106.000 eksemplar dari 119.000 unit album yang dijualkan. Hal ini membuat Shawn Mendes menjadi artis termuda yang debut di nomor satu menggantikan Justin Bieber. Single ketiganya yang berjudul “Stitches” berada pada peringkat keempat di Billboard Amerika Serikat dan peringkat pertama pada tangga musik Britania Raya. Popularitasnya semakin meningkat saat dirinya melakukan duet dengan artis senior yang terkenal juga, yakni Camelia Cabello dari grup musik wanita Fifth Harmony dengan lagu “I Know What You Did Last Summer”.
Sebagai musisi dunia, perjalanan Shawn Mendes dapat dibilang lancar. Dari tahun 2016 hingga 2018, lagu-lagu yang dirilisnya menjadi lagu yang terkenal dan memuncaki tangga lagu dunia. Sebut saja lagu yang liriknya tertulis di atas, Treat You Better berhasil menduduki 10 besar peringkat musik dunia dan disertifikasi tiga kali platinum. Pada 2016, Mendes juga melakukan 38 konser ke negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. Lagu lainnya yang berjudul “Mercy”, “In My Blood”, dan “Lost in Japan” juga tak luput dari kesuksesan dan berhasil memuncaki tangga lagu dunia. Tak hanya itu, Shawn Mendes juga kerap melakukan konser tur dunia.
Kiprahnya di dunia musik tidak perlu diragukan lagi, tapi ada sisi lain yang belum terkuak dari seorang Shawn Mendes. Akting dan modeling adalah kegiatan yang dilakukan Shawn selain menjadi penyanyi. Memiliki paras wajah yang tampan serta tubuh yang atletis, membuat Shawn dikontrak oleh agensi model Wilhelmina Model pada awal tahun 2016. Dia juga melakukan debut aktingnya di serial The 100. Shawn juga memiliki film dokumenter yang disutradarai oleh Casey Neistat yang berisikan wawancara serta persiapan dia saat melakukan tur dunia.
Kesuksesannya sebagai artis tak menghilangkan jati diri Shawn sebagai seorang remaja biasa. Pada 2018, Shawn mengalami gangguan kesehatan mental dan harus mengikuti terapi untuk menyembuhkannya. Dilansir dari wawancaranya dengan Business Standard, Shawn menyatakan bahwa dia merasa takut dan gelisah untuk terbuka dengan banyak orang.
“Saya mendatangi terapis beberapa kali dan mendapatkan terapi yang cocok untuk saya seperti mendaki gunung, mendengarkan musik, berlari di atas treadmill, makan malam dan berkumpul bersama teman-teman. TItu adalah yang mengalihkanmu (dari kegelisahan) adalah terapi yang dapat menyembuhkanmu,” kata Shawn.
Kegelisahan ini akhirnya dia tuangkan di lagu berjudul “In My Blood”.
Sisi lain yang dimiliki oleh penyanyi yang bisa memainkan piano ini juga adalah dia kerap melakukan aksi sosial. Pada tahun 2014, Shawn dan DoSomething.org melakukan kampanye “Notes from Shawn” yang bertujuan untuk menyemangati orang yang merasa kurang percaya diri, depresi, dan kesadaran atas menyakiti diri sendiri. Kampanye ini dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Shawn juga kerap berdonasi untuk korban bencana alam seperti yang terjadi pada gempa Mexico 2017 lalu, dia mendonasikan 100.000 dolar Amerika. Dia juga sering tampil di festival musik pencarian dana atau kampanye mengenai isu sosial seperti HIV/AIDS dan kanker payudara.
Shawn juga sangat peduli pada dunia pendidikan, dapat dilihat dari upayanya untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan di negara-negara berkembang seperti di pembangunan sekolah Ghana, Afrika Selatan. Pada 2018 lalu, Mendes juga tampil di festival tahunan Global Citizen di New York dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya dan kurangnya akses pendidikan anak-anak di seluruh dunia, terutama wanita.
Jauh dari kontroversi, karir yang gemilang, memiliki jiwa sosial membuat Shawn pantas dijadikan idola bagi anak muda. Bermula dari bukan siapa-siapa hingga saat ini mencapai berbagai prestasi gemilang, membuat kita sadar bahwa kita harus percaya diri akan talenta kita dan terus berikan yang terbaik agar bisa mencapai kesuksesan.
“I think anyone can do anything they dream of if they put their mind to it and put in the work.” - Shawn Mendes
No comments:
Post a Comment
What's your opinion?